Pintu kamar saya diketuk lewat petang kemarin. Jarang-jarang pelajar menghampiri saya sore-sore begini. Dua orang pelajar masuk. Saya berhenti menulis dan menatap wajah mereka. “Apa yang saya bisa bantu saudara berdua?”
Salah seorang dari mereka sedikit tersipu-sipu tetapi memberanikan diri bertanya, “Doktor, suka Maher Zain?”
Saya tidak menyangka pertanyaan ini sebetulnya. Saya berpikir sejenak kemudian menjawab, “Saya pernah dengar lagu-lagunya.”
Kemudian ada satu soalan yang diajukan. “Is Maher Zain Shia, Doctor?”
Saya serasa ingin menampar karena pertanyaan tersebut tetapi saya masih waras. Saya pun menjawab, “I think he is Sunni. But does it really matter?” (Lihat wikipedia.org/Lebanese_Sunni_Muslims)
Seorang yang lain memotong, “Saya suka dia, Doktor. Berbakat dan tampan.” Mata saya melotot. Sah-sah makan penampar anak ini. “Dulu saya suka Sami Yusuf. Tapi sejak ada Maher Zain saya sudah beralih arah,” katanya
Pelajar yang bertanya kepada saya apakah Maher Zain itu Syiah, bertanya lagi soalan yang cetek. “Sami Yusuf, is he Shia, Dr? He is Azerbaijani isn’t he?”
Saya layani juga soalan dangkal itu, “From what I know, Sami Yusuf is a British citizen. His parents are Azeris from Iran. If I am not mistaken he himself is a Tehrani by origin and birth. Yes, almost all Azeris are Shia. Sami Yusuf still keeps his Iranian citizenship along with his British citizenship. He also sings most songs in Farsi but since they are not sold in Arabic speaking countries so nobody knows about it. Sami Yusuf is Shia, but not Imamia. He is Sufi Shia. Dah, kenapa tanya soalan-soalan ini?”
Seorang pelajar bersuara, “Kami bertengkar tadi. Ada ustaz di tempat saya bilang kalau dengar musik Maher Zain okay. Sebab dia masuk surga. Sami Yusuf tak bagus. Dia akan ke neraka.”
Saya tercengang lama. Saya menarik napas panjang. “Sami Yusuf and Maher Zain represent the new generation of hope and positive outlook on life in general. Sami Yusuf has given more money to Islamic charity than what most of us can earn in this whole life (lihat wikipedia.org/Sami_Yusuf). Ask Allah if he’s going to hell. I can’t answer that. I am no one divine.”
Sayup-sayup kedengaran azan magrib berkumandang.
Sumber: http://tehranifaisal.blogspot.com dengan penyesuaian bahasa.

Tinggalkan Balasan ke hijab Batalkan balasan