Sebagian orang yang tidak mengerti hakikat menanti (intizhâr) Imam Mahdi yang diyakini muslim Syiah adalah dengan memberikan cemooh. Mereka mengatakan bahwa Syiah adalah kaum terbelakang, pemalas, yang kerjaannya hanya bisa hanya menunggu. Lebih kasarnya lagi dengan nada mencibir (saya temukan di sebuah forum) mereka berkata, “Mana imam kalian?!” Ini adalah ciri-ciri orang yang tidak mengerti dan tidak akan pernah mengerti (na’ûdzubillâh) hakikat menunggu.
Ayatullah Muhsin Qaraati dalam Tamtsîlât memberikan penjelasan yang sederhana tentang hakikat menunggu:
Setiap malam kita menunggu terbit matahari di pagi esok hari. Namun yang dimaksud menunggu matahari bukanlah kita berarti berpangku tangan dan hanyut dalam gelap hingga tiba pagi. Tetapi setiap orang memberi penerangan pada ruangan kamarnya.
Di musim dingin, kita menanti kedatangan musim panas. Namun penantian akan musim panas bukan berarti di musim dingin kita harus menggigil dan tidak memanaskan ruangan kita. Dalam riwayat diterangkan: أفضل الاعمال انتظار الفرج. Sebaik-baik amal ialah menanti kemunculan (Imam Mahdi) (Al-Bihâr, 75/208).
Berdasarkan hadis ini, intizhâr bukanlah keadaan. Tetapi, intizhâr adalah amal, berbuat sesuatu, sebuah aktivitas: “Afdhalul a’mâl…” (sebaik-baik amal). Oleh karena itu, orang-orang yang menanti kedatangan Imam Mahdi (semoga Allah mempercepat kemunculannya) secara hakiki ialah mereka para kaum ahli amal. Orang yang menanti kemunculan sang Muslih, dirinya harus saleh. Orang yang ditunggu adalah tamu, sehingga yang menunggu tidak akan duduk dengan tenang di rumah. Tugas umat di zaman kegaiban ialah mensucikan diri, beramar makruf nahi mungkar, menyadarkan anggota masyarakat, dan mengajak masyarakat kepada jalan kebenaran.
Keyakinan akan kemunculan Imam Mahdi bagi muslim Syiah—meskipun sebagian muslim ahlusunah juga meyakininya—adalah sesuatu yang bersifat mutlak. Penjelasan para ulama Syiah mengenai hal ini sudah banyak dalam kitab-kitab mereka, baik dari ayat, hadis, dan beberapa di antaranya juga menggunakan dalil akli. Namun mungkin saja sebagian orang tetap tidak akan mempercayainya. Saya hanya bisa mengatakan bahwa kepercayaan orang terhadap Syiah dan Imam Mahdi baru akan terwujud saat kemunculannya.
Jadi, bagi orang-orang yang belum memahami tentang hakikat menanti alangkah baiknya untuk berbicara lebih berhati-hati. Nabi saw. sudah memperingatkan kita melalui hadis Abu Hurairah, كيف أنتم إذا نزل ابن مريم فيكم و إمامكم منكم؟ “Apa reaksimu ketika putra Maryam turun dan Imam engkau berada di antara kalian sendiri?” (Shahîh Muslim, bab Nuzul ‘Îsâ, jilid 2; Shahîh Bukhârî, kitab Bad al-Khalq wa Nuzul ‘Îsâ, jilid 4). Wallahualam.
Tinggalkan Balasan ke toing Batalkan balasan