Ternyata, Kamu adalah Segalanya Untukmu

📅

📝

Berapa harga seorang manusia? Andrejs Vilks, seorang profesor dari Universitas Rīga Stradiņš, mengatakan bahwa nilai manusia bisa dilihat dari berbagai aspek dan metode perhitungan. Mulai dari aspek legal, sosial ekonomi dan politik, maupun medis.

Ahli kimia asal Perancis pernah menghitung harga manusia berdasarkan elemen kimia dalam tubuh manusia. Temuannya adalah tubuh manusia mengandung beberapa ratus gram fosfor, sulfur, kalium, dan natrium; serta satu gram magnesium, besi, seng, tembaga, dan elemen kimiawi lain.

Mengingat tubuh manusia banyak berisi air; beberapa gas seperti oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen; dan hanya sekitar 5-7 kg padatan, maka harga kita sebagai manusia tidak lebih dari 145 dolar. Begitulah hasilnya jika kita melihat manusia dengan satu dimensi saja.

Terbatas oleh jasmani

Sayidina ‘Alī bin Abi Thālib dalam Dīwān Amīrul Mu’minīn mengatakan:

أَتَزعُمُ أَنَّكَ جُرمٌ صَغير, وَفيكَ اِنطَوى العالَمُ الأَكبَرُ

Engkau mengira diri Anda hanyalah sebuah entitas kecil, padahal dalam diri Anda tersimpan seluruh alam semesta.

Kalau kita menggunakan kacamata fisik, ungkapan di atas terbukti berdasarkan hasil penelitian. Komposisi tubuh manusia sama dengan elemen yang ada di bumi. Bahkan tubuh kita dan bumi memiliki beberapa sistem yang terhubung dan menciptakan ekosistem.

Tidak hanya bumi. Natural History Museum menyebut jika hampir semua elemen dalam tubuh manusia terbentuk dari bintang dan ada yang berasal dari supernova. Bahkan ada kemungkinan bahwa sebagian hidrogen dan litium, yang terkandung dalam tubuh kita, berasal dari peristiwa Big Bang.

Selain elemen, bentuk beberapa organ manusia menyerupai dengan alam semesta ini. Oleh karena itu, sebagai bagian dari alam semesta, sudah seharusnya manusia turut andil dalam menjaga tempat tinggalnya.

Tak terbatas dalam rohani

Ungkapan Sayidina ‘Alī di atas memiliki beragam interpretasi. Sekalipun kita sebagai orang awam hanya akan melihat dari perspektif duniawi, berkaca pada tubuh kita saja sudah cukup untuk melihat keajaiban dan tanda-tanda sifat ketuhanan.

Tidak ada satu pun tanda di alam semesta kecuali ada tanda serupa di dalam diri manusia. Dalam surah Ażżāriyāt ayat 20-21, Allah ﷻ berfirman:

وَفِى الْاَرْضِ اٰيٰتٌ لِّلْمُوْقِنِيْنَۙ ۝٢٠ وَفِيْٓ اَنْفُسِكُمْۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ ۝٢١

Di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin. (Begitu juga ada tanda kebesaran-Nya) pada dirimu sendiri. Apakah kamu tidak memperhatikan?

Namun manusia tidak hanya terdiri dari aspek fisik. Dalam diri kita juga terdapat jiwa yang memiliki kekuatan untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi. Bahkan sumber dari jiwa itu sendiri berasal dari Tuhan.

Islam meyakini bahwa manusia disempurnakan ketika Allah ﷻ meniupkan kepada manusia roh-Nya. Kristiani pun berkeyakinan bahwa Tuhan Allah membentuk manusia dan menghembuskan nafas hidup sehingga manusia menjadi makhluk hidup.

Sebagian cendekiawan mengatakan, pengetahuan yang manusia peroleh tidak terlepas dari pengetahuan Ilahi. Sebagian lagi mengatakan jiwa manusia serta perilakunya bersumber dari kemampuan manusia untuk mengetahui sifat Ilahi. Kemampuan tersebut diperoleh dari anugerah akal dan intelektual yang menjadikan manusia lebih unggul dibanding dengan makhluk lain.

Itulah sebabnya, Sayidina ‘Alī menyebut manusia sebagai bagian dari alam yang lebih besar (al-’ālam al-akbar). Sedangkan manusia itu sendiri merupakan alam yang lebih kecil dengan segala misteri dan rahasia yang ada di dalamnya.

Dengan mulai menyadari eksistensi kita sebagai makhluk, kita bisa memahami sedikit dari sang Khalik. Sebuah riwayat populer yang dinisbahkan kepada Rasulullah ﷺ, “Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.”


Discover more from islah

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.