Kronologi Berdarah Tragedi Asyura

📅

📝

Tragedi yang menimpa keluarga Nabi ﷺ di kota Karbala terjadi pada 10 Muharam 61 H yang kemudian dikenal dengan hari Asyura. Dalam kalender surya, hari itu bertepatan dengan 10 Oktober 680 M.

Tidak seperti kalender lunar (kamariah), dalam kalender surya (syamsiah) posisi bumi tetap mengelilingi matahari. Karenanya dimungkinkan untuk memperkirakan kronologi menit demi menit kisah pembunuhan (maqtal) yang terjadi Karbala saat itu.

Pukul 05.47: Azan Subuh

Setelah salat, Imam Ḥusain a.s. menyampaikan khotbah kepada sahabatnya. Imam mengajak mereka bersabar dan berjuang. Beliau lalu berdoa, “Ya Allah, Engkau andalanku dalam setiap bencana (karb).” Orang-orang Kufah salat di belakang ‘Umar bin Sa’ad. Setelah itu mereka sibuk mempersiapkan pasukan.

Sekitar pukul 06.00

Imam Ḥusain memerintahkan pembuatan parit di belakang kemah. Imam meminta agar parit diisi semak berduri dan dibakar. Tujuannya untuk menghalangi musuh yang menyerang dari belakang.

Pukul 07.06: Matahari terbit

Imam duduk di atas unta agar bisa melihat lebih jelas. Imam menghampiri tentara Kufah. Dengan lantang, Imam berkhotbah. Beliau mengingatkan tentang siapa dirinya, ayahnya, dan saudaranya. Imam mengingatkan tentang surat yang ditulis orang Kufah. Imam melempar surat-surat itu dan bersyukur kepada Allah ﷻ karena telah menunjukkan buktinya kepada mereka.

Sekitar pukul 08.00

Setelah Imam, beberapa sahabat juga menyampaikan khotbah. Imam bertanya, “Adakah di antara kalian yang akan menolongku?” Beberapa tentara musuh mulai ragu, terutama Ḥurr. Orang-orang yang merasa tentara Kufah sungguh-sungguh akan memerangi Imam Ḥusain, mulai bimbang dan mendatangi pasukan Imam.

Sekitar pukul 09.00

Syimr yang terkutuk mempertanyakan ‘Umar mengapa menunda pertempuran. Akhirnya ‘Umar memulai peperangan. ‘Umar berkata, “Bersaksilah di hadapan ‘Ubaidullāh bahwa aku menembakkan panah pertama!”

Sedangkan Imam berkata kepada para sahabat, “Bersiaplah menyambut kematian.” Beberapa pasukan Imam syahid akibat serangan ini.

Sekitar pukul 10.00

Setelah hujan panah pertama, tentara Kufah menyerang secara berkelompok. Hijar menyerang sayap kanan pasukan Imam dan menghadapi Ḥabib beserta pasukan. Saat yang sama, Syimr menyerang sayap kiri dan menghadapi Zuhair beserta pasukan.

Setelah dipukul mundur, ‘Umar memerintahkan 500 pemanah menyerang. Orang pertama yang syahid akibat serangan ini adalah Abu Al-Sya’tsā’. Sekelompok tentara Syimr berupaya menyerang dari belakang tempat parit dibakar. Zuhair dan pasukan menghentikan mereka.

Sekitar pukul 11.00

Setelah serangan ini, Imam meminta para sahabat untuk bertarung sendiri-sendiri. Para sahabat Imam sepakat untuk tidak membiarkan siapapun dari Bani Hasyim pergi ke medan perang selama mereka masih hidup.

Para sahabat ingin meraih kesyahidan. Salah seorang yang syahid adalah Muslim bin ‘Awsajah. Ḥabib menghampir Muslim berharap bisa memenuhi wasiat terakhirnya. Muslim menunjuk ke arah Imam dan berkata, “Itulah keinginan terakhirku (melindungi Imam).”

Embed from Getty Images

Pukul 12.50: Azan Zuhur

Imam memerintahkan sahabatnya untuk meminta ‘Umar menghentikan pertempuran karena waktu salat. Seorang tentara Kufah berteriak, “Salatmu tidak akan diterima!”

Ḥabib bin Maẓahir menjawab, “Hai keledai! Kamu pikir salatmu diterima dan salat putra nabi tidak diterima?!” Para tentara menghabisi Ḥabib hingga meraih kesyahidan. Imam Ḥusain menangis untuk pertama kalinya di hari itu.

Imam kemudian salat qasar dan mengikuti aturan salat al-khauf. Beberapa sahabat menjadi makmum dan lainnya melanjutkan pertempuran. Sa’id bin ‘Abdullāh Ḥanafī menjaga Imam dan terkena 13 anak panah hingga syahid.

Sekitar pukul 13.00

Di akhir salat, Zuhair dan Ḥurr meraih kesyahidan. Setelah para sahabat syahid, Bani Hasyim keluar ke medan perang. Orang pertama yang berperang adalah ‘Alī Akbar, putra Imam Ḥusain. Riwayat lain menyebut yang pertama kali keluar adalah ‘Abdullāh bin Muslim bin ‘Aqil.

Sekitar pukul 14.00

Terdapat 28 orang dari Bani Hasyim syahid. Menurut riwayat: 7 saudara Imam Ḥusain, 2 putra Imam Ḥasan, 2 cucu Ja’far bin Abi Thālib, 9 anggota keluarga ‘Aqil, dan sisanya keluarga besar Imam.

Tersisalah ‘Abbās dan Imam Ḥusain. ‘Abbās meminta izin untuk maju ke medan perang, tapi Imam memintanya mencari air. Ketika ‘Abbās mencari air untuk wanita dan anak-anak, kedua lengannya terputus. Seorang musuh menyerangnya dengan tombak. Menurut riwayat, untuk kedua kalinya Imam Ḥusain menangis.

Sekitar pukul 15.00

Imam kembali ke tenda dan berpamitan. Beliau merobek pakaiannya agar ketika musuh menjarah, mereka tidak merampok bajunya. Saat berpamitan, Imam membawa keluar ‘Alī Al-Asghar yang berusia 6 bulan untuk mengambilkan air. Namun Hurmala terkutuk menembakkan anak panah ke bayi itu dan membunuhnya.

Imam kembali ke medan perang untuk melawan. Awalnya, sedikit yang berani melawan. Mereka hanya memanah atau melempar tombak dari jauh. Menurut riwayat, ada 33 bekas luka akibat tombak dan 34 bekas luka akibat pedang di tubuh Imam.

Saat-saat terakhir, tak ada yang berani mendekati Imam untuk menghabisinya. ‘Abdullāh putra Imam Ḥasan berlari menuju pamannya, namun musuh langsung membunuhnya.

Pukul 16.06: Azan Asar

Tārīkh Al-Thabarī menyebut Imam Ḥusain syahid pada waktu asar. Saat itulah Sinan bin Anas menyerang Imam dan memenggalnya. Menurut riwayat lain, Syimr adalah orang yang memenggal Imam.

Sekitar pukul 17.00

Setelah Imam syahid, musuh mulai menjarah. Sejarah mencatat, semua orang yang mencuri dari Imam menderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan. ‘Umar bin Sa’ad meminta tentaranya untuk menghentikan penjarahan sejenak. 

Saat itu, matahari mulai terbenam. Khuli membawa kepala Imam untuk diberikan kepada Ibnu Ziyad. Sedangkan ‘Umar memerintahkan tentaranya untuk menginjak-injak tubuh Imam dengan kuda.

Pukul 18.49: Azan Magrib

Hari duka Asyura berakhir. ‘Umar mengadakan salat Magrib berjemaah. Sinan mulai membaca puisi. Membanggakan soal hadiah emas yang akan didapatkannya karena mampu membunuh para insan terbaik.

Referensi:

Ali, Sayyid (30 September 2017). “Chronology of Events on The Day of ‘Ashura”. Iqra Online.


Discover more from islah

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.