Serangan Israel terhadap warga Palestina akhir tahun 2023 akhirnya benar-benar membuat makin banyak umat Islam dan warga dunia sadar. Masyarakat dunia dari berbagai agama bahkan tak beragama turut mengecam. Mulai dari menyuarakan kekesalan sampai ikut memboikot produk yang berhubungan dengan Zionis Israel.
Innovative Minds (Inminds), sebuah perusahaan software asal Inggris, sejak tahun 2000 sudah mengajak warganet untuk memboikot Israel. Inminds telah meneliti tentang perusahaan mana yang terafiliasi langsung atau tidak langsung dalam mendukung Israel. Mereka juga memberitakan pihak mana yang turut mendukung boikot Israel.
Sama seperti hak setiap orang untuk mengonsumsi produk manapun, boikot produk Israel dan perusahaan yang mendukung eksistensi Zionis juga hak setiap orang. Kampanye ini awalnya dilakukan orang-orang biasa yang menggunakan haknya untuk memilih barang yang mereka beli. Mereka cuma ingin membantu mengakhiri atau sekadar mengurangi penjajahan di Palestina.
Boikot produk ini sejatinya upaya damai, bukan dengan cara-cara kekerasan. Karena cara boikot serupa dalam melawan rasis apartheid di Afrika Selatan juga telah berhasil.
Boikot produk Zionis Israel juga bukan untuk menyerang agama atau etnis tertentu. Sehingga kalau perusahaan milik orang Islam juga terbukti bekerja sama dengan Israel, kita juga harus memboikotnya.
Setiap orang yang memiliki hati nurani turut mendukung boikot. Unison, serikat pekerja terbesar di Inggris, dan Christian Aid menuntut pengakhiran kerja sama perdagangan Uni Eropa–Israel. Kelompok Yahudi, B’Tselem dan Gush Shalom, telah melakukan inisiatif boikot terhadap barang-barang Israel.
Di antara kaum muslim, ulama dari berbagai mazhab telah memberikan fatwa yang jelas dalam mendukung boikot. Majelis Ulama Indonesia, akhirnya turut mengularkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tanggal 8 November 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina
Saat ini sudah banyak situs yang menyediakan informasi tentang produk dan perusahaan yang mendukung zionisme. Jadi sudah tidak ada alasan tentang kurangnya informasi. Selain Inminds, ada pula situs Islamic Human Rights Commission, Boycott-Israel, Boycott, Divestment, Sanctions (BDS), Ireland Palestine Solidarity Campaign, dan masih banyak lagi yang menyediakan informasi boikot.
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ
Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak mampu, ingkarilah dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman.
📚 H.R. Ahlusunah: Ṣaḥih Muslim
📚 H.R. Syiah: Mīzān Al-Ḥikmah
Apakah boikot benar bisa membantu? Faktanya, ya. Banyak perusahaan yang mendukung Jewish United Fund, atau manajemennya turut menjadi pengurus di Kamar Dagang Amerika–Israel, harus menutup beberapa jaringan dan nilai perusahaannya menurun. Hal itulah yang membuat perekonomian Israel kewalahan dan terus-menerus meminta dana darurat kepada Amerika Serikat.
Lagu bagaimana kalau perusahaan itu ada di negara-negara Islam? Bagaimana nasib karyawannya? Kita harus melihatnya sebagai kesempatan. Kini sudah banyak produk alternatif dengan rasa yang tidak berbeda dan harga yang lebih murah. Bahkan dengan memilih produk lokal, kita bisa lebih membantu perekonomian negeri sendiri.
Tapi, mungkin enggak kita memboikot seluruh produk Israel? Bukankah produknya masih kita gunakan sehari-hari? Ibu Dina Y. Sulaeman pernah memberikan analogi menarik: kalau kita sedang mengerjakan ujian yang terdiri dari 4 (empat) soal, tapi hanya 2 (dua) soal yang bisa kita jawab, apa yang kita lakukan? Tidak menjawab semua soal dan keluar ruangan? Tentu saja tidak. Sebisa mungkin kita menjawab dua soal tersebut.
Itulah yang dimaksud dengan upaya semaksimal mungkin. Karena kita tidak akan mati karena aksi boikot, tapi membantu perusahaan Zionis Israel membuat lebih banyak warga Palestina menderita.
Tinggalkan komentar